Minggu, 06 Juli 2025

17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Satu Diantaranya Raih Bintang Tiga

Jakarta, 7 Juli 2025 – Sebanyak 17 Perwira Tinggi (Pati) Polri resmi mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 54/polri/Tahun 2025 tanggal 2 Juli 2025 tentang Kenaikan Pangkat Ke dan Dalam Golongan Pati Polri.


Dalam daftar tersebut, satu Pati naik ke pangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) atau bintang tiga, yakni KJP Winarto, S.H., M.H.. Sementara itu, enam Pati naik ke pangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) atau bintang dua, dan sepuluh Pati lainnya naik ke pangkat Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) atau bintang satu.


Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan bahwa kenaikan pangkat ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan integritas para perwira tinggi Polri.


“Kenaikan pangkat ini bukan hanya sekadar penghargaan struktural, tetapi juga bentuk kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada para perwira tinggi untuk terus memberikan pengabdian terbaik kepada institusi dan masyarakat,” ujar Brigjen Pol Trunoyudo, Senin (7/7/2025).


Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Polri terus mendorong pembinaan karier yang profesional dan berintegritas bagi seluruh personel.


“Kepemimpinan yang kuat, profesionalisme, serta semangat pengabdian adalah hal utama yang terus ditanamkan dalam tubuh Polri sebagai transformasi Polri yang Presisi,” tambahnya.


Adapun daftar lengkap Pati yang mendapat kenaikan pangkat adalah sebagai berikut:


Naik ke pangkat Komisaris Jenderal Polisi:


1. KJP Winarto, S.H., M.H.


Naik ke pangkat Inspektur Jenderal Polisi:

2. IJP Arradina Zessa Devy, S.H.

3. IJP Arif Rachman, S.I.K., M.T.C.P.

4. IJP Wahyu Bintono Hari Bawono, S.H., S.I.K., M.H.

5. IJP Edi Mardianto, S.I.K., M.Si.

6. IJP Dedy Kusuma Bakti, S.I.K., M.T.C.P.


Naik ke pangkat Brigadir Jenderal Polisi:

7. BJP Muhammad Nuh Al-Azhar, M.Sc.

8. BJP Sri Bardiyati, S.Sos., M.Si.

9. BJP Ulung Sampurna Jaya, S.I.K., M.H.

10. BJP Irwansyah, S.I.K., M.H., C.L.A.

11. BJP Antonius Kiritin Kunto Darsono, S.Sos., S.I.K., M.Si., Ph.D.

12. BJP Mujiyono, S.I.K., M.A.P.

13. BJP Harun Yuni Aprin, S.H., S.I.K., M.Si.

14. BJP Ihsan Amin, S.I.K., M.H.

15. BJP Nurcholis, S.I.K., M.Si.

16. BJP A. Rahmat I., S.I.K., M.Si.

17. BJP R. Ferry Indarmawan, S.H., S.I.K.


Dengan kenaikan pangkat ini, diharapkan jajaran Pati Polri yang baru dapat semakin memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi kepolisian dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta penegakan hukum di seluruh wilayah Indonesia.

Jumat, 04 Juli 2025

Polri dan Kementerian PPPA kunjungi anak korban tanpa asal usul di RS Polri, pastikan pemulihan medis dan psikologis berjalan optimal

Jakarta — Kepolisian Negara Republik Indonesia bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melakukan kunjungan bezuk terhadap anak korban tanpa asal usul yang saat ini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto (RS Polri Kramat Jati), Jakarta Timur, Jumat (4/7/2025).


Kunjungan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri PPPA RI, Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, Kepala RS Polri Kramat Jati, Kasubdit II PPA PPO Bareskrim Polri, serta perwakilan dari Kemen PPPA dan dokter yang menangani korban.


Korban merupakan seorang anak tanpa identitas dan asal usul jelas yang ditemukan dalam kondisi kritis. Hingga saat ini, korban telah menjalani tiga kali operasi, dan berdasarkan keterangan tim medis, kondisinya kini sudah berangsur membaik — berat badannya meningkat, dan telah dipindahkan dari ruang PICU ke ruang Promoter.


Dalam kegiatan tersebut, dilakukan peninjauan langsung kondisi fisik anak, pemberian dukungan moril, serta pembahasan penanganan lanjutan termasuk aspek perlindungan hukum dan pemulihan psikologis.


Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, menegaskan bahwa Polri bersama Kementerian PPPA akan terus bersinergi untuk memastikan korban mendapatkan penanganan komprehensif dan layak.


“Kami tidak hanya hadir untuk memberikan perlindungan hukum, tapi juga memastikan bahwa anak ini mendapatkan pemulihan psikologis yang memadai. Ini adalah bentuk kehadiran negara bagi anak-anak yang berada dalam situasi darurat dan sangat rentan,” ujar Brigjen Nurul Azizah.


Ia juga menyampaikan bahwa proses pendampingan terhadap korban dilakukan secara kolaboratif antara Polri dan Kementerian PPPA, baik dalam aspek medis maupun psikososial.


“Kita harus pulihkan bukan hanya fisiknya, tapi juga jiwanya. Anak-anak seperti ini sangat membutuhkan lingkungan yang aman, perhatian, dan kasih sayang. Negara tidak boleh abai,” tambahnya.

Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen bersama antara aparat penegak hukum dan kementerian terkait untuk menjamin hak-hak anak tetap terlindungi secara menyeluruh, terutama bagi anak-anak tanpa pengasuhan, korban kekerasan, atau dalam kondisi kritis.

Selasa, 24 Juni 2025

Tangis Keluarga Pecah di Sidang Kopda Bazarsah: "Kami Hanya Ingin Baju Anak Kami Dikembalikan


Cerita mengenai kesedihan keluarga tiga anggota Polri yang gugur ditembak Kopda Bazarsah dalam penggerebekan judi sabung ayam masih tersisa. Isak tangis keluarga tiga anggota Polri tersebut pecah di ruang sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang pada Senin (23/6). 

Ini terjadi saat Oditur Militer I-05 Palembang memperlihatkan satu per satu barang milik para korban: pakaian dinas, celana, sandal, sepatu, tasbih, hingga seragam Kapolsek, dibungkus plastik transparan—bekas pakaian yang mereka kenakan saat meregang nyawa karena peluru panas dari senjata laras panjang SS1 yang telah dimodifikasi.

Tiga korban yang gugur dalam insiden keji ini adalah AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, dan *Bripda Anumerta Ghalib. Ketiganya tewas saat menjalankan tugas mulia dalam penggerebekan arena judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, yang ternyata dikelola oleh dua oknum TNI, Kopda Bazarsah dan Peltu Yun Heri Lubis.

Saat Majelis Hakim Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto menanyakan apakah barang-barang tersebut ingin dikembalikan kepada keluarga, hanya terdengar suara lirih penuh luka dari salah satu anggota keluarga, disertai isak tangis yang menyesakkan: "Iya, Yang Mulia... dikembalikan..."

Kesaksian pilu juga datang dari Aipda Wara Ardany Rambe, Kanit Reskrim Polsek Negara Batin, yang ikut dalam penggerebekan dan nyaris menjadi korban.

“Kami berlima berangkat satu mobil. Kapolsek duduk di belakang bersama dua anggota lainnya. Saya duduk di depan, dan Bripka Petrus yang mengemudi,” kata Aipda Wara dengan suara bergetar di depan majelis hakim.

Saat tiba di lokasi, AKP Lusiyanto turun terlebih dahulu untuk menghadang mobil yang berusaha kabur dari arena judi. Namun, detik berikutnya terdengar rentetan tembakan dari dalam dan luar arena. Ternyata peluru itu datang dari senjata api SS1 modifikasi milik Kopda Bazarsah.

“Saya melihat dengan mata kepala sendiri, Kopda Bazarsah mengenakan baju hitam, mengarahkan senjatanya ke Petrus dan menembaknya. Bola matanya pecah. Saya panik, langsung lompat ke kebun singkong untuk menyelamatkan diri,” ujar Wara yang nyaris tak sanggup melanjutkan kesaksiannya.

Setelah suara tembakan berhenti, Wara kembali ke lokasi dan baru menyadari bahwa Kapolsek, Bripka Petrus, dan Bripda Ghalib telah tewas. Ketiganya tergeletak bersimbah darah, gugur saat menegakkan hukum di tengah maraknya praktik judi yang dilindungi oknum bersenjata.

Kekejian Berseragam: Keluarga Tuntut Keadilan

Tindakan brutal yang dilakukan oleh Kopda Bazarsah bukan hanya mencederai tubuh aparat negara, tetapi juga melukai keadilan dan kepercayaan masyarakat. Fakta bahwa pelaku adalah anggota TNI aktif yang menjalankan bisnis haram dengan senjata api, memperparah luka yang dirasakan keluarga korban.

Barang bukti senjata mematikan yang digunakan Kopda Bazarsah juga ditunjukkan dalam persidangan. SS1 yang telah dimodifikasi dengan komponen FNC itu diakui oleh pelaku dan saksi sebagai senjata yang digunakan untuk menembak para korban. 

Kapolda Kalsel Gelar Anjangsana, Kunjungi Personel Polri Yang Sakit Dan Warakauri



Dalam rangka HUT Bhayangkara ke 79, Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) mempererat tali silaturahmi dan menunjukkan kepedulian terhadap keluarga besar Polri, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, S.I.K., S.H., M.H. melakukan Anjangsana ke kediaman personel Polri yang sedang sakit serta keluarga besar purnawirawan Polri (warakauri), Selasa (24/6/2025).

Didampingi Ketua Bhayangkari Daerah Kalsel Ny. Yennie Rosyanto Yudha, para Pejabat Utama Polda Kalsel dan Bhayangkari Daerah Kalsel, Kapolda menyambangi kediaman Kompol Anto, S.E., M.M. dan Warakawuri atas nama Hj. Nurlian Istri AKBP (P) Nurdin bertempat di Komplek CPMA Blok E No. 12 Jalan Kawamara Landasan Ulin Banjarbaru.

Kapolda Kalsel melalui Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi, S.I.K, M.H. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata rasa empati dan solidaritas institusi Polri terhadap anggotanya yang telah purna tugas. Dalam kunjungan tersebut, Kapolda dan Ketua Bhayangkari Daerah Kalsel menyerahkan bantuan sosial berupa bingkisan dan tali asih sebagai bentuk dukungan moril dan perhatian dari Polda Kalsel.

"Kegiatan anjangsana ini adalah bagian dari bentuk penghormatan dan penghargaan kami kepada personel Polri yang telah mengabdi, serta bentuk perhatian kepada mereka yang sedang mengalami cobaan kesehatan. Semoga kehadiran kami membawa semangat dan harapan untuk segera pulih," ujarnya.

Selain itu, Kabid Humas juga menyampaikan bahwa institusi Polri tidak melupakan jasa-jasa para anggota yang telah purna tugas. Warakauri sebagai bagian dari keluarga besar Polri tetap menjadi perhatian, terutama dalam hal kesejahteraan dan kebersamaan.

Kegiatan anjangsana ini turut disambut hangat oleh keluarga yang dikunjungi. Raut haru dan bahagia tampak di wajah para penerima kunjungan, yang merasa diperhatikan dan tidak dilupakan oleh institusi tempat mereka mengabdi.

Dengan semangat kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang tinggi, Polda Kalsel berkomitmen untuk terus menjaga hubungan yang harmonis dengan seluruh elemen keluarga besar Polri, sebagai pondasi dalam memperkuat institusi dan pengabdian kepada masyarakat.

Polda Kalsel Gelar Bakti Sosial, Serahkan 100 Unit Rumah dalam Program Bedah Rumah


Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 dan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke-79 Tahun 2025, Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) menggelar kegiatan Bakti Sosial dengan menyerahkan bantuan secara simbolis 100 unit rumah melalui program Bedah Rumah kepada masyarakat Kabupaten Balangan. Acara tersebut digelar di Aula Wajracyena Satbrimob Polda Kalsel, Kota Banjarmasin, Selasa (24/6/2025).  


Kegiatan ini dihadiri oleh Kapolda Kalsel, Ketua Bhayangkari Daerah Kalsel, Wakapolda Kalsel, Irwasda Polda Kalsel, Wakil Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Daerah Kalsel, Pejabat Utama Polda Kalsel, Pengurus Bhayangkari Daerah Kalsel, Bupati Balangan, Plt. Sekda Kab. Balangan dan Kapolres Balangan 


Program Bedah Rumah ini merupakan bentuk kepedulian Polda Kalsel dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya warga kurang mampu yang membutuhkan tempat tinggal layak huni.


Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi, S.I.K, M.H. mengatakan, dalam keterangannya Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, S.I.K., S.H., M.H. menyampaikan kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-79 berupa penyerahan kunci secara simbolis bedah rumah yang diberikan kepada masyarakat penerima manfaat yang berada di Kabupaten Balangan.


Sebanyak 100 unit rumah diserahkan dalam program Bakti Sosial Polda Kalsel terdiri 88 unit telah selesai 100 persen pengerjaan dan 12 unit telah 70 persen pengerjaan.


Polda Kalsel bekerjasama dengan Pemkab Balangan mulai mengerjakan 100 unit rumah sejak bulan Januari tahun 2025.


"Dalam program ini, total rumah yang dibedah sebanyak 327 unit rumah yang tersebar di Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan," terang Kapolda Kalsel.


Dari 327 unit rumah yang dikerjakan, saat ini rumah yang telah selesai di Renovasi sejumlah 97 unit, dan yang masih proses renovasi sejumlah 230 unit. 


Adapun rincian bedah rumah tersebut meliputi Polres Balangan 100 unit, Polres Banjar 91 unit, Polres Tabalong 100 unit, Polres Tanah Laut 30 unit, Polres Tanah Bumbu 3 unit, Polres HST 2 unit, dan Polres HSS 1 unit. Sumber dana dalam pelaksanaan program bedah rumah ini berasal dari Hibah Pemerintah Daerah Kabupaten maupun CSR dari Pihak Swasta. Yang mana Biaya Renovasi masing-masing unit rumah berkisar antara Rp.25 juta dan Rp.30 juta.


Kapolda menuturkan, digelarnya bedah rumah untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan.

Wartono: Menderes Takdir dari Kulon Progo ke Balai Kota Banjarbaru

 


Banjarbaru — Dalam dunia politik lokal yang sering kali tidak memberi ruang bagi keberlanjutan, Wartono tampil sebagai sosok langka. Ia adalah satu-satunya orang yang berhasil menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banjarbaru selama dua periode berturut-turut, sebuah capaian yang sebelumnya dianggap sebagai mitos tak tertulis.


 Keberhasilannya ini tak hanya membuktikan kapasitas personalnya, tapi juga menjadi cermin bahwa politik masih menyisakan tempat bagi mereka yang setia pada proses dan nilai-nilai.


Dalam buku biografinya “Menderes Manisnya Takdir”, Wartono menulis kisah masa kecilnya dengan sangat jujur dan menyentuh. 


Ia lahir dan besar di sebuah kampung kecil di Kulon Progo, Yogyakarta, wilayah yang dikenal dengan kesederhanaan dan keteguhan warganya. Waktu ia kecil dulunya setiap hari mampu memanjat 60 pohon nira, kemudian berburu ayam hutan dan menuba ikan di Sungai.  


Di desanya, menderes nira kelapa bukan sekadar aktivitas ekonomi, tapi menjadi filosofi hidup. “Setetes demi setetes, dari malam hingga pagi, hasil akhirnya adalah manis,” tulis Wartono dalam bukunya. 


Filosofi itu pula yang ia bawa dalam seluruh perjalanannya: sabar, konsisten, dan yakin pada proses.


Terlahir dari keluarga sederhana dan pas-pasan serta menjadi anak laki-laki satu-satunya di keluarga, Wartono bertekat merantau ke pulau seberang yakni pulau Kalimantan. Yang akhirnya sampai di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk mengejar pendidikan dan memperbaiki perekonomian keluarga.


Merantau ke Kalimantan Selatan menjadi titik balik dalam hidupnya pria kelahiran 1966 itu memulai dengan menjadi pegawai sebuah bank swasta. Berkat ketekunanya, dia dipercaya menjadi seorang direktur. Selain itu dia juga merambah ke pekerjaan lain, menjadi sub kontraktor Telkomsel Project area Kalimantan. 


Namun jiwa sosialnya membawanya terlibat dalam banyak organisasi masyarakat dan kepemudaan, termasuk organisasi keagamaan dan kemasyarakatan di Banjarbaru.


Dari sinilah ketertarikannya pada politik mulai tumbuh. Ia melihat politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan sebagai ruang pelayanan yang lebih luas.


Karier politik Wartono dimulai dari bawah. Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan aktif sebagai kader militan di Partainya.


 Kepiawaiannya dalam menjalin komunikasi, menyerap aspirasi, dan hadir langsung di tengah masyarakat membuatnya cepat dikenal.


Awal tampil di Panggung Politik Lokal Wartono menjadi anggota DPRD, Wakil Ketua DPRD dan Pada Pilwalkot Banjarbaru 2020, nama Wartono mulai dikenal publik Banjarbaru secara luas saat ia terpilih sebagai Wakil Wali Kota Banjarbaru mendampingi Aditya Mufti Ariffin. 


Duet ini dikenal solid, dan berhasil mendorong berbagai inovasi pelayanan publik serta memperkuat infrastruktur kota.


Pada Pilkada Banjarbaru 2024, nama Wartono kembali muncul. Kali ini ia maju sebagai calon Wakil Wali Kota mendampingi Erna Lisa, perempuan berlatar belakang ASN yang juga Pemilik Yayasan Halaby, pasangan ini dikenal dengan sebutan LIWAR. 


LIWAR berhasil mendapatkan dukungan mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Banjarbaru. Bagi sebagian masyarakat selain besarnya sumber daya yang dimiliki pasangan Liwar, duet ini menarik perhatian karena memadukan pengalaman dan semangat baru.


Hasilnya, meski harus mengeluarkan "keringat" lebih banyak, melalui Pemungutan Suara Ulang akhirnya pasangan Lisa-Wartono menang dan resmi dilantik hari ini, 21 Juni 2025. 


Wartono kembali menjabat sebagai Wakil Wali Kota — dan sekaligus menjadi orang pertama yang menduduki jabatan tersebut untuk dua periode berturut-turut.


Di balik keberhasilan politiknya, Wartono tetap tampil sederhana. Ia tak berubah banyak dari gaya awalnya: senang menyapa warga, jarang tampil dalam sorotan, dan lebih banyak bekerja di balik layar.


Dengan gaya kepemimpinan yang tenang dan bijaksana, di periode pertamanya menjadi wakil walikota, ia menjadi jembatan antara pemimpin muda dan birokrasi senior. Ia juga aktif mengawal berbagai program prioritas daerah, seperti penguatan UMKM, tata kota yang berwawasan lingkungan, dan pelayanan publik berbasis digital.


Kini, di periode keduanya, Wartono tetap memegang teguh filosofi masa kecilnya: menderes takdir dengan sabar. Ia menjadi simbol bahwa pemimpin tidak harus flamboyan, tapi cukup hadir, bekerja, dan tulus.


Perjalanan Wartono dari desa kecil di Kulon Progo hingga dua kali menduduki kursi Wakil Wali Kota Banjarbaru adalah kisah tentang keyakinan, konsistensi, dan kesabaran. 


Di tengah kerasnya dunia politik, ia tetap setia pada jalurnya: melayani. Dan dari sanalah, manisnya takdir itu akhirnya menetes satu demi satu. 


"Selamat Mas War, tetap Jaga Kesehatan, Jangan Sakit, Amiin"

Tangis Keluarga Pecah di Sidang Kopda Bazarsah: "Kami Hanya Ingin Baju Anak Kami Dikembalikan"

 

Radar banjarmasin - Cerita mengenai kesedihan keluarga tiga anggota Polri yang gugur ditembak Kopda Bazarsah dalam penggerebekan judi sabung ayam masih tersisa. Isak tangis keluarga tiga anggota Polri tersebut pecah di ruang sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang pada Senin (23/6). 


Ini terjadi saat Oditur Militer I-05 Palembang memperlihatkan satu per satu barang milik para korban: pakaian dinas, celana, sandal, sepatu, tasbih, hingga seragam Kapolsek, dibungkus plastik transparan—bekas pakaian yang mereka kenakan saat meregang nyawa karena peluru panas dari senjata laras panjang SS1 yang telah dimodifikasi.


Tiga korban yang gugur dalam insiden keji ini adalah AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, dan *Bripda Anumerta Ghalib. Ketiganya tewas saat menjalankan tugas mulia dalam penggerebekan arena judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, yang ternyata dikelola oleh dua oknum TNI, Kopda Bazarsah dan Peltu Yun Heri Lubis.

Saat Majelis Hakim Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto menanyakan apakah barang-barang tersebut ingin dikembalikan kepada keluarga, hanya terdengar suara lirih penuh luka dari salah satu anggota keluarga, disertai isak tangis yang menyesakkan: "Iya, Yang Mulia... dikembalikan..."


Kesaksian pilu juga datang dari Aipda Wara Ardany Rambe, Kanit Reskrim Polsek Negara Batin, yang ikut dalam penggerebekan dan nyaris menjadi korban.


“Kami berlima berangkat satu mobil. Kapolsek duduk di belakang bersama dua anggota lainnya. Saya duduk di depan, dan Bripka Petrus yang mengemudi,” kata Aipda Wara dengan suara bergetar di depan majelis hakim.


Saat tiba di lokasi, AKP Lusiyanto turun terlebih dahulu untuk menghadang mobil yang berusaha kabur dari arena judi. Namun, detik berikutnya terdengar rentetan tembakan dari dalam dan luar arena. Ternyata peluru itu datang dari senjata api SS1 modifikasi milik Kopda Bazarsah.


“Saya melihat dengan mata kepala sendiri, Kopda Bazarsah mengenakan baju hitam, mengarahkan senjatanya ke Petrus dan menembaknya. Bola matanya pecah. Saya panik, langsung lompat ke kebun singkong untuk menyelamatkan diri,” ujar Wara yang nyaris tak sanggup melanjutkan kesaksiannya.


Setelah suara tembakan berhenti, Wara kembali ke lokasi dan baru menyadari bahwa Kapolsek, Bripka Petrus, dan Bripda Ghalib telah tewas. Ketiganya tergeletak bersimbah darah, gugur saat menegakkan hukum di tengah maraknya praktik judi yang dilindungi oknum bersenjata.


Kekejian Berseragam: Keluarga Tuntut Keadilan


Tindakan brutal yang dilakukan oleh Kopda Bazarsah bukan hanya mencederai tubuh aparat negara, tetapi juga melukai keadilan dan kepercayaan masyarakat. Fakta bahwa pelaku adalah anggota TNI aktif yang menjalankan bisnis haram dengan senjata api, memperparah luka yang dirasakan keluarga korban.


Barang bukti senjata mematikan yang digunakan Kopda Bazarsah juga ditunjukkan dalam persidangan. SS1 yang telah dimodifikasi dengan komponen FNC itu diakui oleh pelaku dan saksi sebagai senjata yang digunakan untuk menembak para korban. 

17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Satu Diantaranya Raih Bintang Tiga

Jakarta, 7 Juli 2025 – Sebanyak 17 Perwira Tinggi (Pati) Polri resmi mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, sebagaimana tertua...