Selasa, 24 Juni 2025

Wartono: Menderes Takdir dari Kulon Progo ke Balai Kota Banjarbaru

 


Banjarbaru — Dalam dunia politik lokal yang sering kali tidak memberi ruang bagi keberlanjutan, Wartono tampil sebagai sosok langka. Ia adalah satu-satunya orang yang berhasil menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banjarbaru selama dua periode berturut-turut, sebuah capaian yang sebelumnya dianggap sebagai mitos tak tertulis.


 Keberhasilannya ini tak hanya membuktikan kapasitas personalnya, tapi juga menjadi cermin bahwa politik masih menyisakan tempat bagi mereka yang setia pada proses dan nilai-nilai.


Dalam buku biografinya “Menderes Manisnya Takdir”, Wartono menulis kisah masa kecilnya dengan sangat jujur dan menyentuh. 


Ia lahir dan besar di sebuah kampung kecil di Kulon Progo, Yogyakarta, wilayah yang dikenal dengan kesederhanaan dan keteguhan warganya. Waktu ia kecil dulunya setiap hari mampu memanjat 60 pohon nira, kemudian berburu ayam hutan dan menuba ikan di Sungai.  


Di desanya, menderes nira kelapa bukan sekadar aktivitas ekonomi, tapi menjadi filosofi hidup. “Setetes demi setetes, dari malam hingga pagi, hasil akhirnya adalah manis,” tulis Wartono dalam bukunya. 


Filosofi itu pula yang ia bawa dalam seluruh perjalanannya: sabar, konsisten, dan yakin pada proses.


Terlahir dari keluarga sederhana dan pas-pasan serta menjadi anak laki-laki satu-satunya di keluarga, Wartono bertekat merantau ke pulau seberang yakni pulau Kalimantan. Yang akhirnya sampai di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk mengejar pendidikan dan memperbaiki perekonomian keluarga.


Merantau ke Kalimantan Selatan menjadi titik balik dalam hidupnya pria kelahiran 1966 itu memulai dengan menjadi pegawai sebuah bank swasta. Berkat ketekunanya, dia dipercaya menjadi seorang direktur. Selain itu dia juga merambah ke pekerjaan lain, menjadi sub kontraktor Telkomsel Project area Kalimantan. 


Namun jiwa sosialnya membawanya terlibat dalam banyak organisasi masyarakat dan kepemudaan, termasuk organisasi keagamaan dan kemasyarakatan di Banjarbaru.


Dari sinilah ketertarikannya pada politik mulai tumbuh. Ia melihat politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan sebagai ruang pelayanan yang lebih luas.


Karier politik Wartono dimulai dari bawah. Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan aktif sebagai kader militan di Partainya.


 Kepiawaiannya dalam menjalin komunikasi, menyerap aspirasi, dan hadir langsung di tengah masyarakat membuatnya cepat dikenal.


Awal tampil di Panggung Politik Lokal Wartono menjadi anggota DPRD, Wakil Ketua DPRD dan Pada Pilwalkot Banjarbaru 2020, nama Wartono mulai dikenal publik Banjarbaru secara luas saat ia terpilih sebagai Wakil Wali Kota Banjarbaru mendampingi Aditya Mufti Ariffin. 


Duet ini dikenal solid, dan berhasil mendorong berbagai inovasi pelayanan publik serta memperkuat infrastruktur kota.


Pada Pilkada Banjarbaru 2024, nama Wartono kembali muncul. Kali ini ia maju sebagai calon Wakil Wali Kota mendampingi Erna Lisa, perempuan berlatar belakang ASN yang juga Pemilik Yayasan Halaby, pasangan ini dikenal dengan sebutan LIWAR. 


LIWAR berhasil mendapatkan dukungan mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Banjarbaru. Bagi sebagian masyarakat selain besarnya sumber daya yang dimiliki pasangan Liwar, duet ini menarik perhatian karena memadukan pengalaman dan semangat baru.


Hasilnya, meski harus mengeluarkan "keringat" lebih banyak, melalui Pemungutan Suara Ulang akhirnya pasangan Lisa-Wartono menang dan resmi dilantik hari ini, 21 Juni 2025. 


Wartono kembali menjabat sebagai Wakil Wali Kota — dan sekaligus menjadi orang pertama yang menduduki jabatan tersebut untuk dua periode berturut-turut.


Di balik keberhasilan politiknya, Wartono tetap tampil sederhana. Ia tak berubah banyak dari gaya awalnya: senang menyapa warga, jarang tampil dalam sorotan, dan lebih banyak bekerja di balik layar.


Dengan gaya kepemimpinan yang tenang dan bijaksana, di periode pertamanya menjadi wakil walikota, ia menjadi jembatan antara pemimpin muda dan birokrasi senior. Ia juga aktif mengawal berbagai program prioritas daerah, seperti penguatan UMKM, tata kota yang berwawasan lingkungan, dan pelayanan publik berbasis digital.


Kini, di periode keduanya, Wartono tetap memegang teguh filosofi masa kecilnya: menderes takdir dengan sabar. Ia menjadi simbol bahwa pemimpin tidak harus flamboyan, tapi cukup hadir, bekerja, dan tulus.


Perjalanan Wartono dari desa kecil di Kulon Progo hingga dua kali menduduki kursi Wakil Wali Kota Banjarbaru adalah kisah tentang keyakinan, konsistensi, dan kesabaran. 


Di tengah kerasnya dunia politik, ia tetap setia pada jalurnya: melayani. Dan dari sanalah, manisnya takdir itu akhirnya menetes satu demi satu. 


"Selamat Mas War, tetap Jaga Kesehatan, Jangan Sakit, Amiin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Satu Diantaranya Raih Bintang Tiga

Jakarta, 7 Juli 2025 – Sebanyak 17 Perwira Tinggi (Pati) Polri resmi mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, sebagaimana tertua...